Harimau yang Menewaskan Seorang Remaja Merangin Tiba di Jambi, Kondisi Dalam Keadaan Kurus

Teranews.id, JAMBI – Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berhasil masuk perangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jum’at 15 Oktober 2021. Hewan buas itu sengaja dijebak setelah terlibat konflik dengan masyarakat setempat.

Perangkap yang dipasang oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di tiga Desa lantaran mendapat kabar bila di sekitar hutan Produksi dan berbatasan langsung dengan hutan Adat Guguk terdapat harimau liar.

Bacaan Lainnya

BKSDA selanjutnya akan melakukan upaya penyelamatan terhadap satwa liar yang diperkirakan telah memangsa tiga orang warga di Desa Guguk, Desa Air Batu, dan Desa Marus Jaya yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka.

BKSDA Jambi memasang tiga perangkap dan 6 kamera jebak di Desa Guguk. Pemasangan telah berlangsung sejak September sampai Oktober 2021 usai serangan harimau yang merenggut nyawa warga setempat.

Selain di Desa Guguk, harimau juga telah menewaskan warga di Desa Air Hitam. Namun demikian belum dapat dipastikan apakah harimau yang tertangkap di Desa Air Batu itu merupakan satwa yang juga memangsa warga di satu daerah lainnya.

Untuk memastikan bahwa tidak ada individu harimau sumatera lain di tiga Desa tersebut, BKSDA akan melakukan pemantauan terus dalam beberapa waktu ke depan dengan patroli dan tetap memasang camera trap hingga perangkap di sekitar lokasi kejadian.

Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan pemasangan perangkap sebagai upaya penyelamatan. Upaya itu dilakukan sejak beberapa minggu lalu.

“Langkah-langkah yang sudah kami lakukan, di antaranya melakukan verifikasi kejadian konflik satwa, berkoordinasi dengan pihak terkait, melakukan pengecekan lokasi kejadian, melakukan sosialisasi kepada warga, melakukan patroli, melakukan pemasangan camera trap, hingga memasang perangkap,” kata Rahmad, Minggu 17 Oktober 2021.

Setelah masuk perangkap, kata Rahmad, selanjutnya harimau sumatra tersebut sebelum dilepasliarkan ke habitatnya yang jauh dari permukiman warga. Sambil sebelumnya harimau tersebut diteliti dan identifikasi di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) Mendalo Darat, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

“Dalam waktu beberapa saat ini akan kita rawat dan rehabilitasi dulu, mulai dari segi fisiknya dan juga medisnya dan kita tetap menjaga insting liarnya tetap terjaga. Itu yang akan kita lakukan dulu, jadi keselamatan harimau itu yang menjadi hal prioritas,” katanya.

Dari hasil observasi oleh tim medis di lapangan, harimau tersebut berjenis kelamin betina dengan panjang kurang lebih 180 cm dengan berusia sekitar 10-12 tahun. Diduga, harimau itu tertarik masuk ke dalam jebakan lantaran di dalamnya sudah dipasang umpan berupa satu ekor kambing hidup.

Rahmad menambahkan, pada saat evakuasi tim BKSDA tidak melakukan pembiusan dikarenakan kondisi harimau yang sangat lemah dan memprihatinkan.

“Kalau melihat kondisi tubuh harimau saat ditangkap, kaki depan sebelah kanan terdapat luka bekas jerat dengan kondisi badan kurus (cachaexia) dan sudah beberapa waktu tidak mendapatkan makanan yang saat ini sedang dirawat oleh tim medis serta akan diberikan makan dan vitamin agar harimau sehat,” pungkasnya.

  Penulis  : Yuli
Editor : Ory Nofriadi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.