Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pneumonia Anak dengan Metoda Gyssen di RSUD Raden Mattaher Jambi periode 2018

Evaluation of the use of antibiotics in pediatric pneumonia with the Gyssen method at the Raden Mattaher Hospital Jambi period 2018.

Teranews.id, JAMBI – Pneumonia merupakan penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian pada anak di dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien Pneumonia dengan metoda Gyssen di bangsal anak Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini di lakukan secara prospeektif pada pasien Pneumonia yang menjalani rawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi selama periode 2018 dan di evaluasi dengan metoda Gyssen. Data di amabil dari rekam medik pasien berupa nomor rekam medik, nama pasien, usia, berat badan, diagnosis, data klinik, data laboratorium, terapi, dosis, rute pemberian,dan interval terapi. Dari hasil penelitian di peroleh 33 pasien. Pasien berusia mulai 0-1 tahun (39,39%), 2-3 tahun (36,36%), 4-6 tahun (9,09%), 7-10 tahun (12,12%), >10 tahun (3.03%). Enam besar antibiotik yang di gunakan adalah Ampisilin (20%), Gentamisin (11,42%), Cefixime (5,71%), Ceftriaxone (40%), Levofloxaxin (17,14%), Penisilin G (5,71%). Dalam penelitian ini menunjukkan 16 pasien (51,61%) kategori 0 (tepat dan rasional), 4 pasien (12,90%) kategori II A (dosis tidak tepat), 3 pasien (9,67%) kategori II B (interval tidak tepat), 4 pasien (12,90%) kategori IV A (antibiotik tidak efektif) dan 4 pasien (12,90%) kategori IV B (antibiotik kurang toksik). Kesimpulan dalam penelitian ini penggunaan antibiotik pada Pneumonia anak di RSUD Raden Mattaher jambi periode 2018 belum rasional.

Bacaan Lainnya

Pneumonia is an infectious disease that is the main cause of death in children in the world. The purpose of this study was to evaluate the use of antibiotics in pneumonia patients by the Gyssen method in the children’s ward Raden Mattaher Regional Hospital Jambi. This study was conducted prospectively on pneumonia patients who were hospitalized at Raden Mattaher Jambi Hospital during the 2018 period and evaluated by the Gyssen method. The data was collected from the patient’s medical record in the form of the medical record number, patient’s name, age, weight, diagnosis, clinical data, laboratory data, therapy, dosage, route of administration, and therapeutic interval. From the results of the study obtained 33 patients. Patients aged 0-1 years (39.39%), 2-3 years (36.36%), 4-6 years (9.09%), 7-10 years (12.12%),> 10 years (3.03%). The six major antibiotics used are Ampicillin (20%), Gentamicin (11.42%), Cefixime (5.71%), Ceftriaxone (40%), Levofloxaxin (17.14%), Penicillin G (5.71%) ). In this study showed 16 patients (51.61%) category 0 (precise and rational), 4 patients (12.90%) category II A (incorrect dosage), 3 patients (9.67%) category II B (interval incorrect), 4 patients (12.90%) category IV A (ineffective antibiotics) and 4 patients (12.90%) category IV B (antibiotics less toxic). The conclusion in this study the use of antibiotics in pediatric pneumonia in Raden Mattaher Jambi Hospital in 2018 is not rational.

Keywords: Keywords: antibiotics; antibiotic evaluation; Gyssen; Pneumonia.

PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian pada anak di dunia. Data Kementerian Kesehatan tahun 2016 menunjukkan bahwa persentase penderita Pneumonia pada anak di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2015 cenderungan mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2013 berjumlah 24,46%, kemudian padatahun 2014 meningkat menjadi 29,47%, pada tahun 2015 meningkat kembalimenjadi 63,45% ,2016 meningkat kembali menjadi 65,27% , hingga 2018 hanya menurun sedikit menjadi 56,51% (Kementerian Kesehatan RI 2018).

Data RIKESDAS prevalensi Pneumonia berdasarkan diagnosis NAKES pada tahun 2013 di Indonesia 1,6% meningkat hingga 2018 yaitu 2,0%  prevalensi Pneumonia berdasarkan diagnosis di Jambi 2,0%. Prevalensi Pneumonia berdasarkan diagnosis dan gejala pada tahun 2018 yaitu 4,5% (RIKESDAS 2018)

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Data yang digunakan adalah data rekam medik pasien  yang mendapat terapi antibiotik sesuai dengan kriteria inklusi.  Populasi
Semua pasien Pneumonia di bangsal anak RSUD Raden Mattaher Jambi data periode 2018. Sampel Sampel adalah pasien Pneumonia yang mendapat terapi antibiotik di bangsal anak RSUD Raden Mattaher Jambi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi, yaitu penentuan sampel yang didasarkan atas karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau lalu di analisa menggunakan metoda Gyssen

Diagram alur Gyssens

Gambar 2.Diagram Alur Gyssen (Permenkes RI 2015)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini populasi berjumlah 220 dan yang memenuhi sampel termasuk kriteria inklusi  berjumlah 33 sampel.

1. Hasil distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
Tabel IV. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
2. Hasil distribusi pasien berdasarkan umur.
Tabel V. Distribusi pasien berdasarkan umur

Berdasarkan tabel IV distribusi pasien Pneumonia berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 19 orang ( 57,57%)  dan perempuan sebanyak 14 orang ( 42,42%) hal ini di pengaruhi oleh organ Paru-Paru laki-laki lebih besar dan kadar hormon Esterogen dan Testosteron yang berbeda kadarnya.

Berdasarkan tabel V distribusi pasien Pneumonia berdasarkan umur yaitu 0-1 tahun ada 13 pasien ( 39,39% ) , umur 2-3 tahun ada 12 pasien ( 36,36% ), umur 4-6 tahun ada 3 pasien ( 9.09% ), umur 7-10 tahun ada 4 pasien ( 12,12% ) dan umur >10 tahun ada 1 pasien (3,035) . Hal ini menunjukkan penderita Pneumonia paling banyak adalah rentang umur 0-1 tahun hal ini di karenakan bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap penyakit ini karana respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik

3. Hasil Presentase Antibiotik yang digunakan pada pasien anak Pneumonia tahun 2018 di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Gambar 3. Presentase Antibiotik yang digunakan pada pasien anak Pneumonia tahun 2018 di RSUD Raden Mattaher Jambi

Berdasarkan Gambar 3 halaman 39, dapat dilihat bahwa penggunaan antibiotik yang paling banyak adalah Ceftriaxone 14 peresepan (40%) selanjutnya Ampicilin sebanyak 7 peresepan (20%),  Levofloxaxin sebanyak 6 peresepan (17,14%), Gentamisin sebanyak 4 peresepan (11,42%) ,  Cefixime 2 peresepan  (5,71%)  dan Penisilin G 2 peresepan (5,71%).

4. Distribusi Data Kerasionalan Penggunaan Antibiotik pada pasien anak dengan Pneumonia bedasarkan Kategori Gyssen di RSUD Raden Mattaher jambi periode 2018.
Tabel VI. Distribusi Data Kerasionalan Penggunaan Antibiotik pada pasien anak dengan Pneumonia bedasarkan Kategori Gyssen di RSUD Raden Mattaher jambi periode 2018.

Berdasarkan Tabel VI halaman 40, penggunaan antibiotik yang tergolong tepat/rasional (kategori 0) sebanyak 18 peresepan (54.54%) dan penggunaan antibiotik yang tergolong tidak tepat (kategori I-VI) sebnyak 15 peresepan (45,36%). Penggunaan Antibiotik tidak tepat meliputi : penggunaan antibiotik tidak tepat waktu ( kategori I ) tidak di temukan , penggunaan antibiotik tidak tepat dosis (kategori IIA) sebnyak 4 peresepan (12,12%) , penggunaan antibiotik  tidak tepat interval (kategori IIB) sebanyak 3 peresepan (9.09 %) , penggunaan antibiotik tidak tepat rute (kategori IIC) tidak di temukan ,penggunaan antibiotik terlalu lama (kategori IIIA) tidak di temukan, pemberian antibiotik telalu singkat (kategori IIIB) sebanyak 4 peresepan (12,12%).

Antibiotik lebih efektif  (kategori IVA) sebanyak 4 peresepan (12,12 %) , penggunaan antibiotik lebih aman  (kategori IVB) tidak di temukan , adanya antibiotik lebih murah (kategori IVC) tidak di temukan , adanya antibiotik dengan spektrum lebih sempit (kategori IVD) ,pemberian antibiotik tidak ada indikasi (kategori V) tidak di temukan , dan data tidak lengkap sehingga penggunaan antibiotik tidak dapat dinilai (kategori VI) tidak ditemukan.

5.  Hasil Evaluasi Penggunaan Antibiotik untuk Pneumonia pada anak berdasarkan kategori Gyssen di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2018.
Gambar 4. Hasil Evaluasi Penggunaan Antibiotik untuk Pneumonia pada anak berdasarkan kategori Gyssen di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2018.


Tabel VII. Hasil Evaluasi Penggunaan Antibiotik untuk Pneumonia pada anak berdasarkan kategori Gyssen di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2018.

Tabel VII. Hasil Evaluasi Penggunaan Antibiotik untuk Pneumonia pada anak berdasarkan kategori Gyssen di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2018.

Keterengan Kategori Gyssen :

1 : Penggunaan Antibiotik tepat/bijak.
IIA       : Penggunaan Antibiotik tidak tepat dosis.
IIB       : Penggunaan Antibiotik tidak tepat Interval Pemberian.
IIIB      : Penggunaan Antibiotik terlalu singkat.
IVA : Adanya Antibiotik lain yang lebih efektif.

Tabel VII halaman 41, menunjukkan hasil Evaluasi penggunaan Antibiotik pada pasien pediatric dengan Pneumonia berdasarkan kriteria Gyssen yang meliputi penggunaan antibiotik yang tepat dan bijak (kategori 0) yaitu Ampicillin sebanyak 7 peresepan, Ceftriaxone sebanyak 9 peresepan, dan Levofloxaxin sebnyak 2 peresepan serta Penisilin G sebanyak 2 peresepan. Antibiotik yang masuk ke dalam kategori tidak tepat dosis (kategori IIA) yaitu Gentamicin sebanyak 2 peresepan dan Ceftriaxone 2 peresepan. Antibiotik yang masuk ke dalam kategori tidak tepat interval pemberian (kategori IIB) yaitu Gentamisin sebanyak 1 peresepan dan Ceftriaxone sebanyak 2 peresepan . Antibiotik yang termasuk ke dalam kategori penggunaan antibiotik yang terlalu singkat (kategori IIIB) yaitu Ampicillin sebanyak 1 peresepan, Ceftriaxone sebanyak 3 peresepan. Yang termasuk ke dalam kategori ada antibiotik lain yang lebih efektif (kategori IVA) yaitu Ampisilin sebanyak 1 peresepan, dan (Cefixime) sebanyak 1 peresepan dan Levofloxaxin sebanyak 2 peresepan.

KESIMPULAN
Penggunaan Antibiotik tidak tepat meliputi : penggunaan antibiotik tidak tepat waktu (kategori I) tidak di temukan, penggunaan antibiotik tidak tepat dosis (kategori II A) (12,12%), penggunaan antibiotik  tidak tepat interval (kategori II B) (9,09 %), pemberian antibiotik telalu singkat (kategori IIIb) (12,12 %), adanya antibiotik lebih efektif  (kategori IV A) (12,12 %).

SARAN
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu perlu adanya penelitian dengan pendekatan prospektif menggunakan metode Gyssen agar bisa dilakukan monitoring terhadap kondisi pasien. Selain itu di perlukan data lab pengecekan lab terkait jenis bakteri yang menginfeksi bakteri agar dapat diberikan terapi berdasarkan patogen sehingga pemberian terapi antibiotik dapat maksimal dan rasional.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Alaiyan, Saleh et al. 2014. “Neonatal Dosage and Practical Guidelines Handbook 2 Nd Edition.”
Alaydrus, Syafika. 2018. “Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Anak Penderita Bronkopneumonia Di Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2017.” 4(2): 83–93.
Anidya. 2015. “Evaluation of Using Antibiotic Therapy on Pneumonia Inpatient at Rumah Sakit Khusus Paru Respira Yogyakarta in 2015 Anindya Prananingtyas, Rima Erviana.” : 1–13.


Badan Pengawas obat dan makanan Republik Indonesia. (2018). Informasi obat nasional Indonesia. Jakarta : Koperpom.


BMJ Group. 2018British National Formulary For Children 2016-2017 . London: Pharmaceutical Press.
Cunha, Burke A, MD, MACP. (2014). Esensial Antibiotik (Edisi 7). Jakarta : EGC.
Fetri Kristiani, Maksum Radji, & Alfina Rianti. 2019. “Evaluasi Penggunaan   Antibiotika Secara Kualitatif Dan Analisis Efektivitas Biaya Pada Pasien Pediatri Di RSUP Fatmawati Jakarta.” 6(1): 46–5
Francisco, Alecsandro Roberto Lemos. 2015. Journal of Chemical Information Monita, Osharinanda. 2015. “Pneumonia Anak.” 4(1): 218–26.
Hettirusmini, Hetti. 2017. “Gambaran Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan Menggunakan Metode Gyssens Di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) H. Abdul Moeloek Tahun 2015.” Jurnal Medika Malahayati 3(2): 61–64.
Ishaque, A. B., and Aighewi, I ,T., 2014 Dose Response. Reference Module in Earth Systems and Enviromental Sciences, 1-11
Jelliffe, D. B. 1950. 25 Pedoman pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Joseph T.Dipiro. 2010. AIAA Guidance, Navigation, and Control Conference Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.
Katzung, Bertram G., susan B. Masters, and Anthony J. Trefor. 2012. Basic & Clinical Pharmacology Edisi 12.

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf.

Kemenkes.RI.2018. Hasil utama RIKESDAS 2018.
Kemenkes RI. (2011). Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 2406/Menkes/per/XII/2011 tentang pedoman umum penggunaan antibiotik.
Kemenkes RI. (2017) . Formularium Nasional . Keputusan Menteri Kesehatan    Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/695/2017


Lacy, C. F, Armstrong, L. L., and Goldman,M. P.,2009 .Drug Information Handbook: A Comprehensive Resource for All Clinical and Healthcare Profesionals. New York:Amrican Pharmacist Association

Monita, Osharinanda. 2015. “Profil Pasien Pneumonia Komunitas Di Bagian Anak RSUP DR.M.Djamil Padang Sumatrera Barat.” 4(1): 218–26.

Medscape, 2019. Drug Interaction Checker. Medscape ( Online ). http://reference.medscape.com.drug-interactionchecker accessed 15 Desember 2019.

Nugroho, Agung Endru. (2012).Farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran ilmu farmasi dan dunia kesehatan. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Permenkes RI. 2015. “Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit.” 151: 10–17.

Pahriani, Ani. 2015. “Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Community Acquired Pneumonia (CAP) Di RSUD Asih Jakarta Timur ,FARMASAINS Vol. 2 No. 6, Oktober 2015.” 2(6): 259–63.

Pedoman Dokter Paru Indonesia. 2014. “Pneumonia Komuniti : Guidelines for Diagnosis and Management in Indonesia.” Faculty of Medicine Univeritas Indonesia: 6–14.

Radji, Maksum. (2014). Mekanisme aksi molekuler antibiotik dan kemoterapi.Jakarta: EGC.
Revino. 2017. “PNEUMONIA” Surakarta Jawa Tengah : UNS.”
Sholih Mally G, Ahmad Muhtadi,  Siti Saidah. (2015). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Di Salah Satu Rumah Sakit Umum Di Bandung Tahun 2010. Jurnal farmasi klinik, 4, 01, 63-70.


Staf medik , 2018. Panduan Praktik Klinis Tatalaksana Kasus Pneumonia. Jambi: RSUD Raden Mattaher Jambi
Utami, eka rahayu. (2011). Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi. Jurnal Fakultas Saintek, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang. 1(4): 191–98.


World Health Organization , 2014. Revised WHO Classification and Treatment of Chilhood Pneumonia at Health Facilities. Switzerland :WHO

Yanuar, Wihda, Ika Puspitasari, and Titik Nuryastuti. 2016. “Outcome Pada Pasien Anak Dengan Meningitis Bakterial Di Evaluation of Definitive Antibiotik Suitability for Clinical Outcomein.” Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi 6(3): 187–204.

Penulis : Rasmala Dewi,Mukhlis Sanudin, Aulia Fadilah
Editor : Redaksi

1.Program Studi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi
2.Program Studi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi
3.Program Studi Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi

Koresponding Penulis:
1.rasmaladewi@gmail.com; 2.mukhlissanudinmsc@gmail.com; 3.auliafadilah629@gmail.com

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.