Anggota DPRD Provinsi Jambi, Pinto Jayanegara mengungkapkan belangsungkawa atas meninggalnya salah satu petani di Tebo akibat amukan gajah, yang terjadi belakangan ini.
“Kita turut belangsungkawa atas meninggalnya petani di tebo, kabarnya terpijak oleh gajah,” kata Pinto, Senin (18/11/24).
Ia mengingatkan kepada dinas terkait, BKSDA Provinsi Jambi untuk meningkatkan kewaspadaan mereka dalam mengawasi amukan hewan buas terhadap manusia, seperti kejadian saat ini.
“Ia Juga harus dipelajari bahwa satwa gajah disitu ia sudah memiliki jalur, bertahun-tahun lamanya, mungkin sebelum ada manusia,” bebernya.
“Kedepan kami harap menjadi perhatian khusus oleh dinas terkait, dikaji lagi kalau bisa dibuat pagar kebun tersebut,” bebernya.
Sebelumnya, Koordinator Polhut BKSDA Provinsi Jambi, Jefrianto, melaporkan hasil pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP) konflik gajah di Desa Pinang Belai, Kecamatan Serai Serumpun, Kabupaten Tebo, pada 13 November 2024.
Dalam laporannya, Jefrianto menyebutkan ada dua agenda yang dilakukan tim di lokasi kejadian, diantaranya melihat langsung lokasi kejadian dan memberikan bantuan kepada keluarga korban.
Di Lokasi TKP. Sebelum beranjak menuju lokasi kejadian, tim terlebih dahulu beristirahat di salah satu pondok di desa Pinang Belai RT 11, pada pukul 08.00 Wib, tim bersama warga setempat menyambangi lokasi kejadian.
Antara pondok tempat peristirahatan dengan lokasi kejadian lebih kuran berjarak 200 meter.
“Lokasi ditemukan beberapa alat bukti, diantaranya satu topi dan satu barang milik korban,” kata Jefrianto saat dihubungi, Minggu (17/11/24).
Ia mengatakan, lokasi kejadian itu merupakan kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Desa Pinang Belai.
“Kondisi lokasi berupa kebun karet dan kebun sawit, dengan ilalang yang cukup tinggi,” bebernya.
Sementara mengenai rumah duka atau korban, tim bersama pihak kepolisian dan warga menyambangi rumah korban di Desa Rambahan, Kecamatan Serai Serumpun, untuk menyampaikan belasungkawa kepada pihak keluarga korban.
Sebagai bentuk simpati, tim memberikan santunan berupa uang tunai yang diserahkan oleh Kepala Seksi Wilayah II, Farid.
“Berjumlah jutaan rupiah, dikumpulkan dari hasil sumbangan perorangan dan organisasi terkait,” ujarnya.
Untuk penanganan lebih lanjut, masyarakat meminta tim untuk menggiring kawanan gajah ke arah hutan yang lebih jauh dari permukiman.
“Kami bersama warga masih melakukan penggiringan agar warga memahami proses tersebut,” jelasnya.
Tim juga mengimbau agar masyarakat untuk tetap berhati-hati meskipun lokasi tersebut merupakan kawasan HTR.
“Kehadiran kami di tengah masyarakat adalah untuk memastikan situasi terkendali dan memberikan dukungan kepada keluarga korban,” pungkas Jefrianto.