Teranews.id, KERINCI-Perusahaan Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Sakti Kerinci sudah memasuki usia 31 tahun. Namun pelayanan kepada masyarakat masih sangat mengecewakan. Baru-baru ini, warga mendapati pasokan air keruh mirip kopi.
Bukan hanya itu, masalah klasik pasokan air sering terhenti, juga tak kunjung mampu diatasi. Belum lagi fasilitas, juga belum di upgrade, butuh dana besar. Muncul pertanyaan, keuntungan dari pembayaran tagihan dari pelanggan selama ini kemana ?
Sementara itu, informasi yang dihimpun, warga Desa Sebukar dan sekitarnya mengeluh kondisi air dari Perumda Air Minum Tirta Sakti Kerinci, keruh mirip kopi.
“Ya, dari pagi tadi mati airnya, hidup siang tadi. Waktu saya hidup sekitar jam 14.00 WIB dirumah, saya lihat air PDAM sangat keruh sama seperti Air teh, kami pun tidak berani konsumsi air keruh seperti itu,”ungkap salah seorang warga Sebukar, Rabu (6/10).
Dia menyebutkan, pelayanan yang diberikan Perumda Air Minun Tirta Sakti Kerinci, tidak sesuai dengan pembayaran tagihan yang dibayar setiap bulan yang cukup tinggi.
“PDAM Kerinci, harus memikir pelayanan kepada masyarakat, jangan hanya memikir prestasi saja, tapi kualitas air tidak sesuai diharapkan pelanggan,”pintanya.
Agus salah seorang warga Kerinci, menyampaikan Perumda Air Minum Tirta Sakti Kerinci, baru selesai melaksanakan HUT ke-31, seharusnya diimbangi dengan pelayanan yang baik, jika pelayanan masih belum maksimal, percuma penghargaan yang banyak diperoleh selama ini.
“Masa diusia 31 tahun, pelayanan masih dikeluhkan oleh pelanggan, apalagi kualitas Airnya keruh seperti air teh. Harusnya semakin tua, semakin maju,” katanya.
Dia berharap, Perumda Air Minum Tirta Sakti Kerinci untuk memperhatikan setiap keluhakan dari masyarakat. Karena pelanggan selalu bayar setiap bulannya.
“Persoalan air keruh ini kerap dikeluhkan pelanggan, seharusnya pihak PDAM menindak lanjuti setiap keluhan pelanggan,”harapnya.
Sementara itu, Pihak Perumda Air Minum Tirta Sakti Kerinci, belum ada tanggapan terkait keruhnya air ke rumah pelanggan tersebut.
Penulis : Dewi Yulianti
Editor : Ory Nofriadi