Teranews.id JAMBI – PT Logistik Alam Semesta yang berlokasi di RT 28, Kelurahan Paal Merah, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi diduga mencemari lingkungan termasuk sumur milik warga.
PT Logistik Alam Semesta merupakan perusahaan angkutan batubara yang memiliki 95 armada angkutan truk batubara. Diketahui, izin pengelolaan lingkungan tidak bisa ditunjukkan perusahaan.
Pejabat Pengawas PDLH Provinsi Jambi, Santi Hendra mengatakan perusahaan hanya bisa menunjukkan izin OSS. Namun Surat Izin Tanda Usaha (SITU), izin pengelolaan lingkungan seperti Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), serta Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) tidak dapat ditunjukkan perusahaan tersebut.
“Kita tanya pihak perusahaan, memang baru memiliki izin OSS. Terkait SITU dan dokumen lainnya belum bisa diperlihatkan. Kalau dokumen UKL-UPL, disitu pasti ada tata cara pengelolaan limbahnya,” jelasnya, Senin (22/11/2021).
Dari yang terlihat, perusahaan melanggar ketentuan pengelolaan lingkungan, tidak ada pengelolaan limbah B3. Padahal, oli bekas service truk batubara berceceran dan air terkontaminasi batubara. Dari hal ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jambi mengambil sampel air sumur milik warga.
Terdapat 3 sumur yang diairnya diuji Laboratorium, yakni 2 sumur milik warga yang tercemar dan 1 sumur yang airnya masih jernih, guna untuk dilakukan perbandingan sampel.
“Ada 2 sumur yang dilihat secara kasat mata diduga tercemar dari perusahaan jasa pengangkutan batubara. Hasil uji laboratorium DLH Provinsi Jambi dapat diketahui setelah 10 hari kerja atau sekitar 2 minggu. Uji lab ini untuk mengetahui apakah melebihi baku mutu yang distandarkan oleh Kementerian Kesehatan,” paparnya.
Terlihat, PT Logistik Alam Semesta tidak memiliki saluran pembuangan hingga saat hujan tiba, muncul genangan air berbau oli di sekitar rumah warga. Warga terdampak hanya bisa mengeluhkan genangan air itu.
“Kondisi ini sudah berlangsung dari 4 bulan (Juli 2021). Airnya rusak, keruh. Kalau untuk mandi, badan jadi agak gatal gitu. Sudah pakai kaporit dan tawas supaya bening, tapi tidak mungkin seterusnya seperti itu,” kata Nia, pemilik sumur yang tercemar.
Nia mengatakan dia dan keluarganya kesulitan menyediakan air minum, air wudhu, mencuci pakaian dan mencuci sayuran. Ada kalanya, dia numpang mandi di rumah tetangga. Walau merasa malu, dirinya tidak punya pilihan banyak.
“Sekarang nyuci pakai air galon. Kalau ada air hujan, kita tampung untuk bilas pakaian saja,” tuturnya.
Sementara itu, Santoso selaku pengurus di PT Logistik Alam Semesta mengatakan perusahaan sudah memiliki SITU, namun belum bisa ditunjukkan. Pihaknya akan berkoordinasi ke Ketua RT setempat untuk melengkapi perizinan lain.
“SITU-nya ada, nanti dikirim. Kita aktif beroperasi baru 1 bulan, sebelumnya masih tahap pengerjaan dan persiapan. Bulan 6 itu kita masih renovasi, bangun tempat,” ujarnya.
Mengenai keluhan warga yang sumurnya tercemar, pihak perusahaan akan menyediakan tedmon baru untuk warga terdampak, dan disambungkan dengan selang dari air sumur bor.
“Sebelumnya sudah ada satu tedmon yang disambungkan ke rumah warga. Tapi kalau tedmon ini airnya habis, kita nggak selalu monitoring juga. Nanti dibelikan satu tangki baru untuk ibu ini. Kita sambungkan selang dengan air dari sumur bor,” tandasnya.
Yuli