Teranews.id, MERANGIN – Pasca kebakaran yang melanda areal sumur minyak ilegal di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari pada Sabtu, 18 September 2021 Polda Jambi menggelar jumpa pers pada Senin, 20 September 2021.
Kepada awak media Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Kombes Pol Sigit Dany Setiyono menjelaskan bahwa peristiwa kebakaran hutan diawali dengan ledakan akibat percikan api di sumur minyak ilegal.
Awalnya peristiwa kebakaran diketahui oleh patroli satgas udara Karhutla Provinsi Jambi yang kemudian dilaporkan pada pukul 10.00 WIB. Satgas Karhutla Prov Jambi langsung turun ke lokasi dan berupaya untuk melakukan operasi mitigasi bencana sampai saat ini.
“Sampai saat ini api masih belum padam. Kondisinya api cukup besar karena berasal dari sumur ilegal yang memiliki sumber gas. Ketinggian api kurang lebih sekitar 20 meter,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Kombes Pol Sigit Dany Setiyono saat menggelar jumpa pers di Polda Jambi pada, Senin 20 September 2021.
Ia menambahkan, pada hari pertama sampai hari ini, kegiatan mitigasi terutama patroli dan Water Bombing masih terus berlanjut di lapangan.
“Alhamdulillah sampai saat ini sampai berjalan terus, bahkan sampai dengan sore kemarin sudah dilaksanakan operasi Water Bombing sebanyak 110 kali, kurang lebih hampir 400 ton air yang digunakan untuk melokalisir area di sekitar api,” ujar Sigit.
Kebakaran yang terjadi tidak bisa dipadamkan dengan cara yang umum dikarenakan minyak hasil ilegal drilling yang meledak telah bercampur ke sungai-sungai di sekitar kejadian.
“Pemadaman tidak dapat dilakukan secara umum perlu teknis dan teknologi tersendiri. Saat ini Pemprov Jambi dan Satgas Karhutla termasuk perusahaan yang ada di sekitarnya berupaya untuk melakukan upaya mitigasi dengan melakukan pembuatan perimeter supaya kebakaran tidak semakin meluas,” kata Sigit.
Sementara pihak terkait yang diduga bertanggungjawab terhadap insiden ini telah diamankan yaitu, Seorang Oknum Anggota Polri berinisial DR yang bertugas di Polres Batanghari.
DR merupakan pemodal yang bekerja sama dengan beberapa orang, salah satunya UJ, warga Dusun Kunangan RT 29 yang berada di lokasi yang berperan untuk menentukan titik minyak.
“Yang bersangkutan sudah tiga kali melakukan pengeboran mulai dari bulan Agustus yang ini baru kebakaran baru berhasil,” ujar Sigit.
Sementara itu 1 korban yang diduga ikut melakukan kegiatan ilegal drilling mengalami luka bakar 80 persen di sekujur tubuh dan saat ini tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara.
“Dari kedua orang ini kita akan berupaya untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan untuk mengungkap kejadian ini dan juga berupaya untuk sedapat mungkin menjadi pembelajaran bagi yang lain agar tidak melakukan ilegal drilling,” ujarnya.
Penulis : Yuli
Editor : Ory Nofriadi